Ayam berkokok. Bandi segera bangun. Jam bekernya menunjukkan angka setengah empat. Bandi lega ketika tahu ia belum terlambat.
"Badu! Badu bangun, sudah setengah empat!" Bandi membangunkan sahabatnya. Tapi Badu tak bergeming. Tampaknya ia masih asyik dengan mimpinya. Bandi membangunkannya dengan lebih ribut. Tapi tak ada hasilnya. Kemudian Bandi mengambil air. Air dipercikkan ke wajah Badu. Tak disangka, Badu sangat marah.
"Pergi sana pengganggu! Orang enak-enak tidur kau ganggu!"
"Kau mau bekerja tidak?" tanya Bandi jengkel.
"Tidak!" semprot Badu marah, lalu bergelung lagi dengan sarungnya.
"Ya sudah kalau tidak!" balas Bandi marah. Kemudian dengan perasaan tak enak Bandi pergi ke rumah Pedagang sayuran. la sebenarnya tak ingin meninggalkan Badu sendirian, tapi apa boleh buat, Badu tukang tidur sih.
"Mana temanmu?" tanya Bapak Pedagang sayur heran.
"Masih tidur, Pak"
"Lho, mengapa?" tanyanya heran.
"Tampaknya Badu sakit. Mungkin agak siang dia baru kemari," sahut Bandi. la sebenarnya tak enak harus membohong seperti itu. Tapi kan Badu sahabatnya.
"Ya sudah! Ambil pikulan itu. Kau jajakan ke desa Mekar. Kalau sayuranmu habis, segeralah kembali!"
Baca Juga: Seru! Ikut Lomba Mewarnai dan Mendongeng Edisi Koleksi Kumpulan Dongeng Indah Bobo, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR